MEDIA KAILI – Gejolak terjadi di internal Partai Gerindra Sulawesi Tengah pasca rilis sementara hasil Pilkada Sulawesi Tengah. Simpatisan, relawan militan Prabowo Subianto, hingga kader partai menyuarakan kekecewaan atas dinamika yang terjadi, termasuk dugaan lemahnya pengawalan partai dalam Pilkada.
Keresahan ini mencuat setelah lembaga-lembaga survei menarik rilis quick count yang sebelumnya sempat beredar di media massa dan media sosial. Dalam pertemuan di Sekretariat Relawan di Jalan Miangas Raya, Senin, (2/12) Murni, salah satu kader Gerindra, mengungkap kekecewaan atas situasi ini.
“Kami resah dan gelisah terhadap hasil Pilkada yang menurut kami di luar perkiraan. Partai tampaknya tidak maksimal dalam mengawal proses ini,” ungkap Murni. Ia juga menyoroti sejumlah kader yang dinilai tidak menjalankan perintah partai, termasuk Vera Mastura, istri Rusdy Mastura, yang diusung oleh PDIP dan Hanura.
Menurut Murni, sikap pasif pimpinan partai terhadap kader yang dianggap berjalan "lebih dari dua kaki" semakin memperkeruh situasi.
“Tidak ada tindakan tegas atau sanksi terhadap kader yang terang-terangan tidak mengikuti instruksi partai,” tambahnya.
Murni menegaskan, banyak kader serius yang berharap Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra, yang dipimpin langsung oleh Prabowo Subianto, segera mengambil langkah tegas.
“Kami meminta ada tindakan nyata, termasuk pemecatan kader yang berkhianat. Ini demi kejayaan partai yang kami banggakan,” tegasnya.
Ia juga mengkritik ketidakonsistenan pimpinan Gerindra Sulawesi Tengah dalam menegakkan instruksi pusat. Menurutnya, ketegasan adalah kunci untuk menjaga kepercayaan kader dan simpatisan terhadap partai.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pimpinan Partai Gerindra Sulawesi Tengah maupun pusat terkait desakan kader dan simpatisan ini. Namun, desakan dari akar rumput partai bisa menjadi peringatan serius untuk segera melakukan evaluasi internal demi soliditas menjelang agenda politik ke depan.
Penulis : Fathan Aziiz
Posting Komentar