Edi Setiawan, Pemuda Pejuang Pendidikan Sulawesi Tengah



MEDIA KAILI – "Pendidikan adalah hal dasar setiap insan dan juga merupakan hak dari setiap insan yang hidup dan tetap akan abadi," ungkapan Edi Setiawan, seorang tokoh muda asal Kota Palu yang mendeklarasikan dirinya sebagai pejuang pendidikan di Sulawesi Tengah. 


Melalui gerakan Teman Aspirasi Bersama Edi (TABE), ia terus memperjuangkan hak pendidikan bagi masyarakat yang kurang mampu bersama tokoh perempuan inspiratif, Sakinah Al Jufrie.  


Dalam pertemuan dengan Tim Redaksi Meili di Hotel BestWestern Palu, Jumat (13/12) Edi menyampaikan visinya sebagai pejuang pendidikan. 


"Menjadi warior pendidikan bagi saya adalah tanggung jawab sebagai manusia. Pendidikan itu seperti pohon yang berdiri tegak, dengan akar, ranting, dan dedaunan yang bermanfaat bagi lingkungan," ungkapnya penuh keyakinan.  

  

Edi memulai perjalanan pendidikannya di Universitas Alkhairaat (UNISA) Palu, mengambil jurusan Manajemen Ekonomi, dan melanjutkan studi magister di Universitas Nasional pada bidang Ilmu Manajemen. Ia menyadari bahwa pendidikan layak sering kali sulit diakses, tetapi menegaskan pentingnya usaha dan memanfaatkan peluang, seperti beasiswa yang tersedia.  


"Beasiswa selalu ada, pemerintah memberikan ruang bagi masyarakat untuk mengakses pendidikan, yang memang adalah hak mereka. Tinggal bagaimana kita berusaha mendapatkannya," tutur pria kelahiran 7 Juli 1992 dari Suku Kaili ini.  


Dalam perjuangannya, Edi melihat potensi besar di kalangan pemuda Sulawesi Tengah. Salah satu pengalaman yang ia bagikan adalah pertemuannya dengan siswa-siswi di Kulawi, Kabupaten Sigi. Ia terinspirasi oleh semangat mereka meskipun terbatasnya fasilitas pendidikan yang tersedia.  


"Banyak regenerasi di Sulawesi Tengah yang kompeten dan telah berprestasi di berbagai ajang keilmuan, baik formal maupun nonformal. Semangat mereka adalah alasan saya yakin bahwa kesetaraan pendidikan di Indonesia dapat tercapai," ujar Edi.  


Sebagai pejuang pendidikan, Edi bercita-cita menghadirkan pendidikan yang merata dan berkualitas, menjadikan setiap tempat sebagai sekolah, dan setiap orang sebagai guru. Ia pun menutup diskusi dengan mengutip kalimat inspiratif dari Ki Hajar Dewantara, "Jadikan setiap tempat sebagai sekolah dan jadikan setiap orang sebagai guru!"  




Penulis: Fathan Aziiz

Post a Comment

To be published, comments must be reviewed by the administrator *

Lebih baru Lebih lama