Festival Ngata Topodoka Jilid II: Merayakan Pesona Budaya Kaili dan Kebersamaan di Kelurahan Palupi



MEDIA KAILI - Festival Ngata Topodoka Jilid II kembali memeriahkan Kelurahan Palupi, Kota Palu, Sulawesi Tengah, pada 8-10 November 2024. Festival ini membawa semangat kebersamaan dan pelestarian budaya Kaili yang kental, diisi dengan berbagai kegiatan yang menarik bagi masyarakat dan wisatawan yang ingin menyaksikan pesona budaya khas Kaili. 


Acara utama festival dimulai dengan Karnaval Dokar, yang memperlihatkan keunikan alat transportasi tradisional Kaili, diikuti dengan Tari Kolosal, Pentas Seni/Band, Khatam Al-Quran, Hadra Masal, Tabligh Akbar, Tenant UMKM, dan Jalan Sehat. Berbagai acara ini diselenggarakan untuk menunjukkan kekayaan budaya serta mempererat hubungan antarwarga.


Festival yang mengusung tema "Pesona Budaya Kaili" ini bertujuan tidak hanya sebagai ajang perayaan budaya, tetapi juga sebagai sarana promosi bagi para pelaku UMKM lokal. Diharapkan festival ini mampu mendukung pertumbuhan ekonomi lokal sekaligus mendorong generasi muda untuk berkreasi serta bangga terhadap budaya leluhur mereka.


Ketua Panitia, Fauzan, menyampaikan harapannya agar Festival Ngata Topodoka Jilid II bisa menjadi simbol kebersamaan dan wadah bagi UMKM untuk berkembang. 


"Dengan dukungan seluruh masyarakat, kami ingin festival ini menjadi acara yang dapat menginspirasi generasi muda untuk terus menjaga dan melestarikan tradisi serta budaya leluhur," ungkap Fauzan.


Kemeriahan acara ini diharapkan menjadi momen bersejarah bagi masyarakat Palu, khususnya di Kelurahan Palupi. Selain sebagai hiburan, festival ini bertujuan memberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga kearifan lokal dan memupuk kebanggaan akan budaya daerah.


Didukung penuh oleh berbagai pihak, Festival Ngata Topodoka Jilid II siap menyajikan beragam budaya Sulawesi Tengah dalam suasana yang penuh kehangatan dan kebersamaan. Acara ini diharapkan mempererat hubungan antarwarga, menghidupkan kembali nilai-nilai tradisi Kaili, serta menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya lokal di tengah arus modernisasi.



Penulis: Azwar Anas

Post a Comment

To be published, comments must be reviewed by the administrator *

Lebih baru Lebih lama