MEDIA KAILI – Prestasi gemilang kembali ditorehkan oleh siswa dari Sulawesi Tengah dalam ajang nasional. Farras Nasywa Zamir, siswa kelas 9 dari SMP Al-Azhar Mandiri Palu, berhasil meraih juara 2 dalam kategori pantomim pada Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) 2024 yang diselenggarakan di Jakarta pada 9-12 September. Bersama rekannya, Anggarafi Ghazwan Dzaky, mereka tampil memukau dengan mengangkat tema alat musik tradisional suku Kaili, Lalove.
Farras, yang merupakan anak kedua dari pasangan Arfan dan
Sahnaz, mengungkapkan kebahagiaannya setelah dinobatkan sebagai juara dalam
ajang bergengsi tersebut.
"Saya terharu dan senang, karena sudah berlatih
pantomim sejak SD, dan akhirnya di tahun terakhir sekolah tingkat SMP, saya bisa meraih
juara di tingkat nasional," ujar Farras dalam wawancara eksklusif dengan
mediakaili.com.
Penampilan pantomim Farras tidak hanya menarik perhatian
karena keahliannya, tetapi juga karena tema unik yang diusung, yaitu alat musik
tradisional Lalove.
Menurutnya, tema tersebut bukan pilihannya secara pribadi, melainkan hasil ide
kreatif dari pelatihnya yang bertujuan untuk memperkenalkan alat musik Lalove
ke tingkat nasional bahkan internasional.
“Kami ingin agar Lalove, yang merupakan alat musik tradisional
suku Kaili, lebih dikenal luas, tidak hanya di Palu,” ujarnya.
Ia juga berharap agar generasi muda tidak melupakan tradisi
dan budaya mereka. Melalui penampilannya, ia ingin menyampaikan pesan penting
agar anak-anak Kaili terus melestarikan budaya, terutama alat musik Lalove.
"Meskipun kita masih muda, jangan sampai lupa dengan
tradisi suku Kaili. Lalove ini harus terus dimainkan dan dijaga agar tidak
hilang," tegasnya.
Menggabungkan elemen tradisional seperti Lalove
dalam seni pantomim, yang biasanya lebih abstrak, bukan tanpa tantangan. Ia Bersama
rekannya dan juga pelatihnya harus memikirkan cara menyampaikan proses
pembuatan alat musik tersebut melalui gerakan pantomim yang singkat namun tetap
jelas dan bisa dipahami oleh penonton dan juri.
"Bagian tersulitnya adalah menjelaskan pembuatan Lalove
dalam pantomim yang waktunya sangat terbatas, tapi harus bisa dimengerti,"
ungkapnya.
Proses persiapan menuju FLS2N berlangsung intensif, dengan
bantuan pelatih yang terus memberikan ide-ide kreatif. Penampilan Farras dan
Anggarafi mendapat apresiasi besar dari penonton dan juri. Penonton memberikan
tepuk tangan meriah, sementara juri memuji keunikan penampilan mereka yang
memadukan budaya lokal dalam seni pantomim.
"Penonton dan juri sangat antusias, memberikan standing
ovation, dan merasa terkesan dengan tema Lalove yang kami bawa," ujar
Farras dengan bangga.
Salah satu momen yang paling berkesan baginya adalah saat
tampil di depan juri nasional, termasuk seniman pantomim terkenal, Septian Dwi
Cahyo.
"Bisa tampil di depan para juri nasional setelah
melalui proses latihan yang panjang sangat membanggakan," tambahnya.
Ia berharap keberhasilannya ini dapat menginspirasi
anak-anak muda lainnya, terutama yang berasal dari suku Kaili, agar lebih
mencintai dan melestarikan budaya tradisional.
"Jangan pernah malu dengan budaya kita sendiri. Budaya
adalah bagian dari identitas kita, dan kita harus bangga," pesan Farras.
Ke depan, ia bermimpi untuk melanjutkan karir di dunia seni,
baik sebagai aktor teater maupun seni peran lainnya. Prestasi Farras dalam
FLS2N 2024 ini membuktikan bahwa seni tradisional dapat terus hidup dan
berkembang melalui kreativitas generasi muda.
Penulis : Azwar
Anas
Posting Komentar