MEDIA KAILI - Ince Rahma Borahima, lahir di Palu pada 12 Januari 1958, adalah salah satu tokoh seniman tradisi paling berpengaruh di Sulawesi Tengah. Sebagai penerus keluarga pemerhati budaya, Ince Rahma telah mendedikasikan hidupnya untuk melestarikan dan mengembangkan warisan budaya suku Kaili, khususnya di Lembah Palu. Dengan pengalaman bertahun-tahun dalam dunia seni, Ince Rahma kini dikenal tak hanya di kancah lokal, tetapi juga di panggung nasional dan internasional.
Lulusan S1 Sarjana Sosial ini memulai karier seninya di bidang tradisi dengan terlibat dalam berbagai karya seni, mulai dari musik, tari, seni rupa, hingga film. Ia turut serta dalam penciptaan karya-karya besar yang memperkenalkan budaya Kaili kepada masyarakat luas. Salah satu pencapaiannya yang monumental adalah ketika ia membawakan mahakarya “Spirit of Kaili” bersama Indonesia National Orchestra di Australia pada tahun 2011. Dalam penampilannya, ia mempersembahkan "Vaino", nyanyian tua khas suku Kaili, yang menggambarkan kekayaan tradisi dan keindahan budaya lokal.
Sebagai tokoh perempuan yang kuat, Ince Rahma juga telah dipercaya untuk mewakili Sulawesi Tengah dalam berbagai konferensi nasional dan internasional. Pada tahun 2001, ia menjadi pembicara di Konferensi Global Perempuan Pengusaha di Bali, menunjukkan kiprahnya tak hanya dalam seni, tetapi juga dalam pemberdayaan perempuan dan ekonomi kreatif.
Ince Rahma juga aktif mengelola lembaga-lembaga seni dan budaya di Sulawesi Tengah dan berperan dalam organisasi non-pemerintah di tingkat nasional. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Seni Budaya di KNPI Kabupaten Donggala (1975-1980), Ketua Lembaga IWAPI Kota Palu (1990-1995), serta Sekretaris Umum IWAPI Sulawesi Tengah (2010-2015). Selain itu, ia juga menjadi Ketua Departemen Pariwisata dan Ekonomi Kreatif KADIN Sulawesi Tengah (2011-2019) dan saat ini masih aktif sebagai Ketua Bidang Festival LASQI Kota Palu.
Dengan berbagai peran tersebut, Ince Rahma terus menginspirasi generasi muda untuk mencintai dan melestarikan budaya tradisi. Ia tak hanya menjadi pelaku seni, tetapi juga pelopor dalam pengembangan pariwisata berbasis budaya yang terus digalakkan di Sulawesi Tengah.
Sebagai seniman multi-talenta, Ince Rahma telah berpartisipasi dalam berbagai pementasan, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Selain penampilannya di Australia, ia juga tampil di Festival Kalimas Surabaya pada tahun 2005 bersama musisi Agusbing, serta Solo International Ethnic Music (SIEM) pada tahun 2012. Pengalamannya dalam dunia seni juga mencakup peran di dunia film, di mana ia terlibat dalam produksi film budaya lokal berjudul “Telunjuk Tak Berjiwa.”
Atas dedikasinya, Ince Rahma telah menerima berbagai penghargaan. Pada tahun 2016, ia dianugerahi sebagai Juri Duta Promosi Sulawesi Tengah oleh Gubernur Sulteng, dan pada tahun 2021, ia mendapat penghargaan sebagai desainer pakaian tradisional dan adat se-Kota Palu oleh Walikota Palu. Penghargaan lainnya termasuk menjadi Juri Bintang Radio dan Televisi di tingkat daerah Sulawesi Tengah (2014), serta Juri lomba pakaian adat Sulawesi Tengah (2019).
Kini, di usianya yang matang, Ince Rahma Borahima terus berkontribusi dalam dunia seni budaya tradisi suku Kaili. Ia tidak hanya melestarikan warisan leluhur, tetapi juga mengembangkan seni tersebut agar tetap relevan di tengah kemajuan zaman. Eksplorasinya terhadap sastra tua suku Kaili, serta dedikasinya dalam memperkenalkan budaya daerah Sulawesi Tengah di panggung global, menjadikannya sosok yang dihormati dan dikagumi.
Melalui semangat dan dedikasinya, Ince Rahma Borahima adalah bukti bahwa pelestarian budaya tidak hanya tentang menjaga tradisi, tetapi juga tentang membawa budaya tersebut ke masa depan dengan kreativitas dan inovasi yang terus berkembang.
Penulis : Azwar Anas
Posting Komentar