Ahmad Ali: "Tidak Ada Orang yang Mencintai Orang Kaili Melebihi Saya"



MEDIA KAILI – Menjelang kontestasi pemilihan kepala daerah serentak, isu-isu SARA kembali mencuat di tengah masyarakat. Sejumlah oknum tak bertanggung jawab diduga menyebarkan narasi provokatif, khususnya di kalangan masyarakat Kaili, yang mengarahkan agar calon yang bukan dari suku Kaili tidak dipilih.


Isu ini memicu keresahan, terutama karena berpotensi memecah belah kerukunan antaretnis yang telah lama terjalin di Sulawesi Tengah. Banyak tokoh masyarakat menganggap penyebaran isu ini menyesatkan dan bertentangan dengan semangat demokrasi serta kebhinekaan.


Ahmad Ali, salah satu calon yang sering menjadi sasaran isu tersebut, menanggapi dengan tegas bahwa isu tersebut hanya beredar di media sosial. Ia percaya masyarakat Kaili jauh lebih bijak dalam menyikapi hal ini.


"Saat saya berinteraksi langsung dengan mereka, baik di Lembah Palu maupun dengan tokoh-tokoh suku Kaili, mereka menunjukkan keterbukaan yang luar biasa. Bahkan, beberapa tokoh Kaili dari subetnis Kaili Tara meminta saya melaksanakan upacara adat sumpah darah sebagai tanda penerimaan dan dukungan terhadap pencalonan saya," ungkap Ahmad Ali dalam sebuah podcast baru-baru ini.


Menurutnya, isu SARA yang beredar tidak mencerminkan pandangan mayoritas masyarakat Kaili. Ahmad Ali menilai hal tersebut hanyalah upaya segelintir pihak yang ingin memecah persatuan menjelang pemilihan. Ia juga menegaskan bahwa masyarakat Kaili dan Sulawesi Tengah pada umumnya sangat menghargai keberagaman dan memilih pemimpin berdasarkan visi serta program kerja, bukan berdasarkan latar belakang etnis.


"Sulawesi Tengah adalah miniatur Nusantara. Banyak suku dari berbagai penjuru Indonesia hidup berdampingan di sini. Jadi, memilih pemimpin bukan soal dari suku mana dia berasal, melainkan soal kemampuan dan komitmennya untuk memajukan daerah," tambah Ahmad Ali.


Dalam podcast berdurasi 1 jam 14 menit itu, Ahmad Ali membuat pernyataan yang mengejutkan tentang kecintaannya terhadap masyarakat Kaili.


"Tidak ada orang yang mencintai orang Kaili melebihi saya. Meskipun saya bukan orang Kaili asli, istri saya orang Kaili, anak saya orang Kaili, dan saya bangga hidup di tengah masyarakat Kaili. Saya merasa menjadi bagian dari mereka," tegas Ahmad Ali.


Pernyataan ini menjadi sinyal kuat bahwa Ahmad Ali tidak gentar menghadapi isu-isu negatif yang diarahkan kepadanya. Ia menegaskan bahwa keterbukaan dan keberagaman masyarakat Kaili menunjukkan bahwa mereka lebih menghargai persatuan dan kepentingan bersama ketimbang perbedaan identitas.


Dengan komitmennya yang kuat terhadap masyarakat Kaili dan Sulawesi Tengah, Ahmad Ali siap melanjutkan perjuangannya dalam memajukan daerah tersebut dan membawa perubahan positif bagi seluruh warganya, tanpa terkecuali.



Penulis: Azwar Anas

Post a Comment

To be published, comments must be reviewed by the administrator *

Lebih baru Lebih lama